Ketua Yabiku NTT, Filiana Tahu, Kecam Kekerasan Guru Aniaya Siswa di SMPK St.Yoseph Noelbaki Kupang

Posted by : wartaper January 24, 2025 Tags : Frater , Kekerasan , Sekolah

Maria Filiana Tahu/ketua yabiku NTT wartaperempuan-indonesia.com

Kupang – Direktur Yayasan Amnaut Bife “Kuan”(YABIKU) Nusa Tenggara Timur, Maria Filiana Tahu.,S.Sos.,M.Hum, marah dan mengecam perilaku seorang guru yang diduga menganiaya seorang siswa didikannya, di SMPK St. Yoseph Noelbaki Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur, yang disampaikan melalui pesan Voicenote watsApp, kepada media ini,  Kamis, 23/1/2024.

Filiana Tahu, ‘darah’ aktivis anti kekerasan perempuan dan anak yang juga aktivis politik, menilai tidak layak seorang pendidik mengajarkan dan menanam karakter yang salah bagi generasi penerus bangsa.

“Saya membaca berita tentang kasus kekerasan itu, darah saya mendidih, itu perilaku tercela bagi seorang Guru”, ucapnya kesal.

Kalau dia ( Guru, red), menjadi pendidik lalu tidak memiliki  pengelolaan emosional yang baik, untuk apa dia ditempatkan diseputar anak-anak ini, di lembaga pendidikan.

Setiap satuan pendidikan itu memiliki mekanisme pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan itu sendiri. Tapi kalau sampai ini dilakukan oleh seorang guru atau pendidik, menurut saya, buat apa pemerintah hadir. Percuma ada aturan-aturan itu dan sampai sejauh mana sekolah-sekolah itu dikawal untuk melakukan dan melaksanakan perintah.

Pelakunya harus Dihukum dan Diproses

Perwujudan atas tindakan kekerasan ini bisa diartikan bahwa mereka tidak paham, Nah kalau guru sendiri yang kemudian tidak mampu untuk mengelola emosinya ini menjadi ancaman bagi anak-anak yang ada di sekitar guru-guru itu. Maka menurut saya proses hukum saja, tidak harus dengan menganiaya, kalau guru-guru yang tidak mampu untuk mengelola emosinya tidak punya manajemen emosi ya,..tidak usahlah ke sekolah saat itu, kalau dia punya masalah di luar jangan sampai berdampak pada anak-anak sekolah, kecam Filiana Tahu.

” cara untuk mendidik anak tidak harus dengan kekerasan apalagi sampai sudah cenderung menganiaya seperti itu, wajar juga kalau orang tua kemudian berontak dan itu sudah kekerasan fisik, sampai penganiayaan. Silahkan keluarga korban menempuh jalur hukum dan ini membuat pihak sekolah supaya kemudian lebih hati-hati lagi untuk menempatkan guru-guru yang emosional di sekitar anak-anak masih ada ya guru-guru yang model begini” tegas Anggota DPRD Kabupaten TTU ini.

Untuk diketahui bahwa sebelumnya viral pemberitaan media, bahwa, seorang guru SMPK St. Yoseph Noelbaki, Kabupaten Kupang, melakukan kekerasan bahkan cenderung menganiaya siswa sekolahnya.

Seperti berita yang diturunkan Redaksi KABARNTT.COM, 23/1)2025, – Peristiwa memalukan terjadi di SMPK St. Yoseph Noelbaki, kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Bagaimana tidak, seorang siswa yang bertugas sebagai piket keamanan diduga menjadi korban penganiayaan brutal oleh Frater Dimas Turibius Neno.

Peristiwa ini memicu amarah dari para orang tua dan menyingkap borok lama tentang budaya kekerasan yang telah mengakar di sekolah tersebut.

Informasi yang berhasil dihimpun dari seorang siswa menyebutkan, peristiwa penganiayaan terakhir itu terjadi pada seorang siswa kelas IX (sembilan) yang bertugas sebagai piket keamanan menutup pintu pagar sekolah.

Menurutnya, pintu pagar itu seharusnya ditutup oleh Frater Turibius ketika keluar dari lingkungan sekolah. Karena tidak tutup, anak yang bertugas sebagai piket itu memilih untuk menutup pintu pagar sekolah.

Ketika kembali dan menemukan pagar itu tertutup, frater itu langsung meledak. Dengan marah dan “sok-sok jago”, ia menampar anak itu berkali-kali hingga wajah anak malang itu penuh memar. ( mntc/tim).

 

RELATED POSTS
FOLLOW US