wartaperempuan-indonesia.com
Jawa Barat – Badan Syber dan Sandi Negara menyelenggarakan launching Computer Security Insiden Responsive Team ( CSIRT ) Sektor Pemerintahan dan Pembangunan Manusia tahap II pada Rabu, 24 Juli 2024 di Aula BSS Sawangan, Jawa Barat.
Kepala Badan Syber dan Sandi Negara, Hinsa Siburian menjelaskan CSIRT adalah suatu bentuk untuk menyediakan layanan dan dukungan bagi suatu organisasi terkait penilaian, pengelolaan, dan pencegahan keadaan darurat yang terkait dengan keamanan serta koordinasi upaya tanggap insidensi Syber.
Sedangkan fungsi dari CSIRT adalah untuk merancang respon insiden cyber, mengidentifikasi, menilai dan menganalisis insiden cyber, mengkoordinasikan, dan meng-komunikasikan upaya respon insiden cyber, memulihkan, melaporkan dan mencegah insiden cyber di masa mendatang.
Sebagai tantangan implementasi CSIRT yakni ada keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran. Tenaga jenis ancaman cyber yang terus berkembang dan kesadaran internal.
Landasan hukum eksisting pembentukan CSIRT di Indonesia yakni berdasarkan Peraturan BSSN Nomor 10 tahun 2020 tentang Tanggap Insiden Cyber.
Urgensi peluang dan tantangan keamanan cyber di Indonesia masuk peringkat 10 dunia. Target serangan Syber per 24 Juli 2024 sementara trend serangan cyber digital 2.200 serangan perhari. Satu serangan setiap 39 detik dan 72% akibat Serangan Ronsonware.
Prediksi nilai kerugian Global akibat Serangan cyber tahun 2024 adalah 9,5 triliun US Dollar dan tahun 2025 10,5 triliun US Dollar.
Tantangan keamanan cyber adalah bentuk ancaman yang terus berkembang. Kemunculan teknologi baru menjadi pemicu kemunculan bentuk ancaman keamanan cyber baru yang terus berkembang dengan pesatnya.
Keterbatasan pemahaman masyarakat mengenai urgensi keamanan cyber yakni pemahaman masyarakat mengenai bahaya dan resiko dari serangan cyber masih sangat rendah serta kebutuhan SDM digital bidang keamanan cyber masih amat terbatas.
Dalam amanat Presiden pada KTT G20 ada tiga hal yang menjadi fokus untuk mendorong transformasi digital untuk mempercepat pemulihan global, yaitu kesetaraan akses digital, literasi digital, dan lingkungan digital yang aman kebocoran data.
Akibat kejahatan cyber berpotensi menimbulkan kerugian hingga 5 triliun Dollar AS. Pada tahun 2024 perang cyber bisa melumpuhkan fungsi keamanan, fungsi pertahanan, dan fungsi pelayanan publik. Demikian pula halnya di bidang penegak hukum serta ketertiban dan keamanan kejahatan transnasional judi online, perdagangan orang, narkotika dan obat-obat terlarang, serta peretasan cyber yang semakin canggih.
Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa ada ancaman dan kejahatan ada di ruang cyber dan data menjadi barang yang sangat mahal jika terjadi perang cyber. ( mntc/tim/ytb ).