
wartaperempuan-indonesia.com
Kupang – Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memainkan peranan penting dalam menentukan tingkat inflasi Provinsi NTT sepanjang tahun 2024., Tingkat inflasi Provinsi NTT bulan Desember dan keseluruhan tahun 2024 sebesar 0.82% (intm) atau 1.19% (yoy) masih di bawah target inflasi nasional, yaitu 2,5 ^I% (yoy).
Inflasi utamanya dipengaruhi aleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memillki andil terbesar yaitu sebesar 0,87% (intm) dalam pembentukan tingkat inflasi di Provinsi NTT. Pada kelompok ini terdapat komoditas strategis seperti beras, bawang merah, cabai rawit, cabai merah dan lain-lain.
Faktor yang mempengaruhi harga kelompok in I antara lain, belum optimalnya produktivitas, ketersediaan yang kurang/tidak mencukupi sepanjang tahun 2024 serta tingginya
ketergantungan pemenuhan dari Iuar Provinsi NTT.
Peningkatan produksi pertanian menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga inflasi di Provinsi NTT dan sebagai upaya menuju swasembada pangan.
Faktor utama untuk perilngkatan produksi
antara lain perilngkatan kapasitas petani dalam pengolahan pertanian, kecukupan dan ketepatan
ketersediaan sarana dan prasarana produksi (benih dan pupuk) serta pemanfaatan teknologi. Seiain itu,
berdasarkan data BPS 77,41 % petani masih belum menggunakan teknologi pertanian dalam pengolahan Iahan.
Lebih Ianjut, terdapat 44,77% Iahan sawah pertanian di Provinsi NTT belum menggunakan irigasi sehingga produksi petanian masih merupakan Iahan tadah hulan. Dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Provinsi NTT, Bank Indonesia turut serta dengan pemberian sarana pTasarana produksi pertanian kepada kelompok tani, seperti trektor roda 4, hand tractor, sumur bor, transplanter, combine harvester, pupuk, benih dan lainnya. Selain perilngkatan produktivitas, diversifikasi pangan dengan memanfaatkan komoditas lokal juga dapat menjadi salah satu upaya dalam pengendalian inflasi Provinsi NTT.
Diharapkan dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan dapat mein bantu dalam meningkatkan produksi komoditas strategis serta mencapai swasembada pangan untuk provinsi NTT.
Sinergi dan KoIaborasi dalam menjaga inflasi dalam rentang target semakin diperkuat pada tahun 2025 dalam mencapai target inflasi tahun 2025, 2,5 ^I% (yoy).
Target tersebut dapat dicapai dengan penguatan sinergi dan koiaborasi lintas sektoral dalam mengendalikan inflasi sepanjang tahun
Pelaksanaan upaya-upaya pengendaliaan inflasi seperti gerakan pasar inureh, sidak pasar, peningkatan produksi pertanian, penerapan GAP, keria sama antar daerah (KAD) Ierus diintensifkan dalam rangka pengendalian inflasi.
Selain itu, turut serta perun masyarakat dalam program pengendalian inflasi seperti diversifikasi pangan dapat turut membantu dalam tingkat inflasi tetap terjaga. Mari terus bersama kuatkan upaya bersama dalam menjaga inflasi di Provinsi NTT agar tingkat inflasi berada dalam sasaran, serta stabil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. ( bi ).
