wartaperempuan-indonesia.com
Kupang – Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebagai pusat data kembali merilis beberapa indikator strategis terkait, Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah, Inflasi harga Perdagangan Besar, Perkembangan Pariwisata, dan Perkembangan Transportasi. Demikian disajikan Kepala BPS NTT, Matamira B. Kale, bersama Dinas dan Instansi terkait yang hadir serta sejumlah Media yang diundang, Selasa, 1 Oktober 2024 di Kantor Statistik Provinsi NTT.
Setelah penyampaian data nasional secara luring, dilanjutkan dengan penyajian oleh Kepala BPS NTT Matamira B. Kale.
Matamira B. Kale menjelaskan, Nilai Tukar Petani (NTP) Bulan September 2024 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2018 (2018=100).
Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
Pada Bulan September 2024, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 101,43 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 99,34 untuk subsektor tanaman padi-palawija (NTP-P), 97,43 untuk subsektor hortikultura (NTP-H); 104,73 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 109,13 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 92,42 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).
Terjadi peningkatan 1,21 persen pada Bulan September 2024 jika dibandingkan dengan NTP Agustus 2024. Peningkatan indeks harga ini disebabkan oleh perkembangan indeks harga terima yang lebih cepat dibandingkan harga bayar.
Peningkatan ini terjadi di Subsektor Tanaman Padi-Palawija, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Peternakan.
Di daerah perdesaan terjadi deflasi sebesar 0,34 persen. Deflasi ini utamanya terjadi pada subkelompok makanan, minuman dan tembakau, ungkap Matamira. ( mntc/tim ).