
Kupang, WP || Memperingati Hari Perempuan Internasional tepatnya tanggal 8 Maret, Media Wartawan Perempuan NTT yang di dukung oleh Kartu Im3, NTT Net, Rfc Page, Media Detik-45 menggelar Talkshow dan diskusi interaktif hari Perempuan Internasional pada Sabtu 15 Maret 2025 di Aula Gereja St Fransiskus dari Assisi.
Membedah tema, ” Memperdayakan ( Empowering ) perempuan dalam membangun Bangsa, menghadirkan 3 Narasumber, Romo Toni Kobesy, Plt Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( DP3A) Kota Kupang, Imelda Manafe dan Ketua WKRI Paroki Fransiskus dari Assisi BTN Kolhua Kupang, Emi Ceunfin.
Cristina Tallo Pimpinan Redaksi Warta Perempuan NTT saat di temui di sela-sela kegiatan mengatakan, walaupun hari perempuan Internasional sudah lewat beberapa hari, tapi semangat perempuan itu yang perlu dimaknai.
” Kita harus memberikan semangat, motivasi dan pemahaman kepada semua bukan hanya perempuan, tapi semua masyarakat agar melihat perempuan itu sesuai dengan slogan bahwa kita mengormati perempuan sama dengan menghormati bumi dan seisinya” tandasya
Dikatakan Cristin, bahwa makna menghormati perempuan sama dengan menghormati bumi dan isinya itu merupakan makna yang sangat berarti bagi kehidupan ini.
Sesuai juga dengan penyampaian dari Narasumber Rohaniwan Romo Toni juga dari Pemerintah di wakilkan Kadis DP3A Kota Kupang maupun dari Wanita Katholik.
Acara ini sebenarnya di buka oleh Wakil Walikota Kupang ibu Serena Francis, tapi karena beliau punya kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan maka beliau memberikan mandat kepada Kadia DP3A Kota Kupang.
” Kami dari Media Warta Perempuan NTT membuat gerakan ini dengan tujuan agar semua orang, semua masyarakat, semua elemen harus paham bahwa begitu pentingnya sosok perempuan. Karena ketika perempuan berjalan sendiri tidak ada makna begitu juga sebaliknya laki-laki, ketika laki-laki berjalan sendiri tanpa perempuan juga tidak ada maknanya” jelas Cristin
Oleh karena itu perempuan harus ditempatkan pada posisinya. Karena perempuan selalu di subordinasikan di nomor duakan dan itu melekat pada budaya. Tetapi berkat adanya tehnologi dan kemajuan jaman, dan sekarang perempuan sudah banyak berada di ruang publik. Itu perlu di suarakan, sesuai kegiatan yang dilaksanakan ini.
” Karena perempuan banyak di ruang publik, maka kami buat kegiatan ini untuk membentuk pemahamaman, paradikma agar semua unsur ini mendukung agar perempuan di berikan ruang agar perempuan juga bisa disejajarkan dengan para kaum laki-laki, contonya sekarang sudah ada Gubernur perempuan, Bupati perempuan, Wakil Walikota peremuan dan lainnya” pungkas Cristin.
Kegiatan ini menghadirkan peserta dari Wanita Katholik RI , Aktivis, Ibu-Ibu Rumah Tangga dan juga para Pemuda dan pemudi Kota Kupang.
Dipenghujung acara, salah satu aktivis Maria Wake, membaca Pernyataan Sikap bahwa berkomitmen untuk:
1. Mendukung dan mempromosikan kesetaraan gender dalam semua aspek kehidupan.
2.Menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
3. Meningkatkan kesadaran dan pahaman tentang hak -hak perempuan
4. Mendukung dan memperkuat peran perempuan dalam masyarakat. Kami menyerukan kepada semua pihak untuk bergabung dalam memperingati hari perempuan internasional dan mendukung kesetaraan gender dan hak -hak perempuan.
Kami mengingatkan bahwa kesetaraan gender dan hak -hak perempuan adalah hak asasi manusia yang harus di hormati dan dilindungi.( erny /tim ).
